Rabu, 18 Januari 2012

Tragedi Mesuji: Ketika Aparat 'Keparat' Jadi Centeng Perusahaan


Jakarta (voa-islam) – Siang tadi, Senin (19/12), para korban Tragedi Mesuji – Lampung dan sejumlah elemen yang menamakan dirinya Dewan Penyelamat Negara (DPN) mendatangi kantor PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta. Dalam konferensi pers, mereka menyebut Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono sebagai pemimpin Republik Mafia.
Dalam press release-nya, DPN meliputi:  PP Muhmmadiyah, Front Penyelamat NKRI, FPI, Garis, KPA 66, Komnsduk, LAKI Pejuang 45, BIMA, Fedhando, Fortu, Perti, GNPI, FRJ, Mata Indonesia, GRN, Indonesian Force, Laskar Panglima Besar Soedirman dan sejumlah LSM Pro Perubahan lainnya. Hadir diantaranya, Mayjend (Purn) Saurip Kadi. Imam Daruqutni (Muhammadiyah), Yudistira Massardi, Panglima Laskar Pembela islam Ustadz Maman.
 “Dalam investigasi yang dilakukan, kasus di Lampung dan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) ditemukan total korban di atas 30 jiwa di delapan titik. Saat ini saksi kunci sudah diamankan, termasuk yang disuruh membuat video pembantaian Mesuji. Jangan sampai saksi itu dihilangkan, seperti dua ajudannya Susno Duaji, Budi Sampurno dan Budi Rohadi yang mati di New York,” ujar mantan Asisten Teritorial KSAD Mayjen (Purn) Saurip Kadi saat membacakan pernyataan sikap di hadapan sejumlah wartawan.
Jangan sampai, lanjut Saurip Kadi, para anggota DPR ikut-ikutan tolol dan berlagak tidak paham. Pembantaian, kok dibilang aparat tidak terlibat. “Anggota DPR harus tanya sama rakyat (korban) biar jelas.. Anggota DPR harus segera membeberkan siapa-siapa saja di belakang PT. Silva Inhutani, BSMI, SWA, Grup BW dan lain-lain. Agar kita tidak dikadali oleh Polri yang katanya aparat tidak terlibat.”
Para aktivis pro perubahan itu juga  mempertanyakan sikap aparat yang memutar-balikan fakta, mengadu domba antar warga, mengalihkan perhatian, mengaburkan dan memperkeruh keadaan, sehingga membingungkan rakyat dan media. “Aparat sudah jadi centeng pengusaha. Mereka membentuk Pam Swakarsa yang berjumlah 100-200 orang untuk menggusur puluhan ribu rakyat, bahkan membantai rakyat. Pam Swakarsa itu jelas dibekingi aparat keamanan bersenjata.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar