Sabtu, 28 Januari 2012

Wallpaper Dinosaurus







Group wallpaper keren.

Wallpaper 2012





Kumpulan beberapa wallpaper tahun 2012.

Wallpaper Animasi










Kumpulan wallpaper menarik dari specialtoon.

Wallpaper Avenged Sevenfold







Wallpaper keren dari Avenged sevenfold, Band asal Amerika.

Pengertian Shalat Jum'at, Hukum, Persyaratan, Ketentuan, Hikmah Dan Sunah Solat Jumat

A. Arti Definisi / Pergertian Shalat Jumat
Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
B. Hukum Sholat Jum'at
Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain untuk laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi untuk para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.
Dalil Al-qur'an Surat Al Jum'ah ayat 9:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
C. Syarat Sah Melaksanakan Shalat Jumat
1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan shalat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll.
2. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang.
3. Shalat Jum'at dilakukan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari khatib.
D. Ketentuan Shalat Jumat
Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut:
1. Mengucapkan hamdalah.
2. Mengucapkan shalawat Rasulullah.
3. Mengucapkan dua kalimat syahadat.
4. Memberikan nasihat kepada para jamaah.
5. Membaca ayat-ayat suci Al-quran.
6. Membaca doa.
E. Hikmah Shalat Jum'at
1. Simbol persatuan sesama umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi.
2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.
4. Sebagai syiar Islam.
F. Sunat-Sunat Shalat Jumat
1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at.
2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku.
3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol).
4. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat.
5. Memperbanyak doa dan salawat nabi.
6. Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai.
Sumber: Buku Pelajaran Sekolah Agama Islam 

Hati Seorang Laki-laki

Kamis, 26 Januari 2012

IMAN, ISLAM,IHSAN

Pengertian Iman
Iman artinya Percaya, yaitu percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati, kemudian diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan amal perbuatan.
Pengertian Islam
Menurut bahasa : Islam adalah bahasa Arab dari kata kerja ‘salima’ ditambah dengan ‘alif’ menjadi ‘aslama’ yang bererti; selamat, patuh, tunduk dan menyerah.
Menurut istilah : ialah patuh, tunduk serta melaksanakan segala yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
Islam juga dapat ditarifkan sebagai menyerahkan diri kepada Allah dengan perasaan tunduk dan mengaku kehinaan dan kehambaan dengan jiwa serta mengerjakan segala perintah, meninggalkan segala larangan dengan anggota lahir dan batin.
Pengertian Ihsan
Ihsan artinya Kebaikan, yaitu kebaikan yang lahir dari kesadaran bathin terdalam.
Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
Iman dipandang sebagai pembenaran hati secara bathin bahwa Allah adalah Zat yang tidak ada bandingannya, Islam dipandang sebagai ketundukan lahir  dengan  melaksamakan rukun yang lima, Adapun Ihsan adalah hasil akhir (implikasi otomatis) dari sebuah proses keimanan dan keislaman seseorang.
Perbedaan di antara Islam, iman dan ihsan:
Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin.
Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam. Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
Rukun-Islam
Rukun Islam ada lima:
Dari Ibnu Umar , ia berkata, "Rasulullah  bersabda, 'Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa Ramadhan." Muttafaqun 'Alaih. (HR. Bukhari dan Muslim )
Cabang-cabang iman:
Dari Abu Hurairah , ia berkata, "Rasulullah  bersabda, 'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman." HR. Muslim ( HR. Muslim )
Tingkatan-tingkatan Iman:
Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.
Adapun rasanya iman, maka Nabi menjelaskan dengan sabda-Nya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul." HR. Muslim
Adapun manisnya iman, maka Nabi menjelaskan dengan sabdanya: "Ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah dan Rasul-Nya  lebih dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan dia benci kembali kpd kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan dlm api neraka." Muttafaqun 'alaih.
Tingkatan-tingkatan Iman:
Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong, berjihad dan berinfak ( HR. Muslim )
1. Firman Allah SAW:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2} الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ {3} أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {4}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, & apabila dibacakan kpd mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) & kpd Rabblah mereka bertawakkal, .
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yg menafkahkan sebagian dari rejeki yg Kami berikan kepada merekaItulah orang-orang yg beriman dgn sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya & ampunan serta rejeki (nikmat) yg mulia. (QS. Al-Anfaal :2-4)
2. Firman Allah I:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal: 74)
3. Firman Allah I:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujuraan :15)
Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya pasti tidak akan menimpanya.
Kesempurnaan Iman:
Cinta yang sempurna kepada Allah Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah , yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah.
Dari Abu Umamah , dari Rasulullah bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah , niscaya dia telah menyempurnakan iman." HR: Abu Daud
Termasuk Perkara-Perkara Keimanan
1. Cinta kepada Rasulullah :
Dari Anas bin Malik , ia berkata, 'Rasulullah bersabda, 'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.
2. Mencintai kaum anshar:
Dari Anas, dari Nabi, beliau bersabda, "Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum anshar."Muttafaqun 'alaih
3. Mencintai orang-orang yang beriman:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Rasulullah bersabda, 'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." HR. Muslim
4. Mencintai saudaranya sesama Islam:
Dari Anas bin Malik , dari Nabi, beliau bersabda, "Tidak beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –atau tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya." Muttafaqun a'alaih  HR. al-Bukhari
5. Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:
Dari Abu Hurairah , dari Rasulullah , beliau bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah  dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.
6. Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:
Dari Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah  bersabda, 'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama) hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." HR. Muslim.
Nasehat:
Dari Tamim ad-Darimi t, bahwasanya Nabi  bersabda, " Agama adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah , kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum." HR. Muslim.
Iman adalah amalan yang paling utama:
Dari Abu Hurairah , sesungguhnya Rasulullah ditanya: 'Apakah amalan yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah  dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah .' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun 'Alaih.
Iman bertambah dengan taat dan berkurang dengan perbuatan maksiat:
1, Firman Allah :
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath :4)
2, Firman Allah :
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yg berkata :"Siapa di antara kamu yg bertambah imannya dgn (turunnya) surat ini?". Adapun orang yg beriman, maka surat ini menambah imannya, sdg mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah :124)
3, Dari Abu Hurairah , bahwasanya Rasulullah  bersabda, "Tidak berzina orang yang berzina saat berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman. Tidak mencuri orang yang mencuri saat dia mencuri sedangkan dia dalam keadaan beriman. Dan tidak meminum arak (orang yang meminumnya) saat dia meminum sedangkan dia dalam keadaan beriman." Muttafaqun 'alaih.
4, Dari Anas bin Malik , dari Nabi , beliau bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat:  'iman' di tempat 'kebaikan'. HR. al-Bukhari
Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam:
1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan diampuni untuknya, karena firman Allah :
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)
2, Dan segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam  bertanya kepada Rasulullah : 'Bagaimana pendapatmu terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang pernah saya lakukan di masa jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah r bersabda kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu lakukan." Muttafaqun 'Alaih.
3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi : 'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.